Pengertian Denah Tampak Potongan

√ Pengertian Denah, Tampak, Potongan dalam Arsitektur

Posted on

Finoo.id – √ Pengertian Denah, Tampak, Potongan dalam Arsitektur. Memahami konsep denah, tampak, dan potongan dalam gambar 2D dan 3D merupakan langkah penting, terutama bagi individu yang ingin membuat gambar kerja atau portofolio untuk proyek tertentu. Terutama jika kalian berencana untuk melakukan presentasi terkait proyek tersebut, pemahaman yang kuat tentang denah, tampak, dan potongan sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan yang mungkin terjadi.

Pengetahuan mengenai konsep-konsep ini seringkali berkaitan erat dengan berbagai komponen lain dalam perencanaan, seperti furnitur, bestek, Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan estimasi biaya secara rinci yang diperlukan untuk pembangunan proyek tersebut.

Setelah memahami konsep denah, tampak, dan potongan dengan baik, seorang pengembang (developer) dapat langsung mulai merancang gambar-gambar seperti site plan dan elemen-elemen lainnya untuk merealisasikan target akhir proyek tersebut.

Pengertian Denah, Tampak, dan Potongan

Dalam dunia arsitektur, kita akan sering menemukan gambar denah, tampak, dan potongan dalam format 2D dan 3D yang sering digunakan untuk presentasi bangunan. Ini umumnya terdapat dalam portofolio atau dokumen gambar kerja yang mencakup berbagai aspek, seperti spesifikasi teknis (bestek), denah, tampak, potongan, gambar-gambar 2 dimensi, gambar-gambar 3 dimensi, penempatan furnitur dalam ruangan, detail-detail konstruksi, rekapitulasi anggaran biaya (RAB), serta estimasi harga untuk membangun bangunan. Di bawah ini, akan dibahas secara lengkap mengenai berbagai elemen tersebut.

Pengertian Denah

Denah merupakan representasi visual dari bangunan yang dilihat dari atas, dengan pemotongan horizontal pada ketinggian 1 meter di atas level elevasi 0.00. Dalam kata lain, denah adalah gambaran pkalianngan atas bangunan yang telah dipotong pada tinggi tersebut, sehingga bagian atas bangunan tidak termasuk dalam gambar.

Denah juga dapat digunakan oleh seseorang untuk memudahkan penemuan lokasi tertentu. Dalam konteks lain, denah juga dapat diartikan sebagai gambar yang menunjukkan tata letak ruang dari suatu tempat ke tempat lain, serta memberikan informasi tentang bagaimana tempat-tempat tersebut saling terhubung.

Fungsi Denah

Denah memiliki berbagai fungsi penting, termasuk:

  1. Menunjukkan Fungsi Ruang: Denah menggambarkan bagaimana ruang-ruang dalam bangunan digunakan dan diatur.
  2. Sirkulasi Ruang: Denah memperlihatkan bagaimana orang bergerak di dalam bangunan, termasuk lokasi tangga, koridor, dan jalur sirkulasi.
  3. Dimensi/Ukuran Ruang: Denah memberikan informasi tentang ukuran dan dimensi setiap ruang dalam bangunan.
  4. Elevasi Lantai/Ruang: Menunjukkan tinggi lantai atau ruang dari level dasar (0.00).
  5. Letak Pintu dan Bukaan: Denah memperlihatkan lokasi pintu, jendela, dan bukaan lainnya dalam bangunan.
  6. Isi Ruang: Menggambarkan bagaimana ruang diisi dengan perabotan dan elemen-elemen lainnya.
  7. Penyusunan Furnitur: Denah dapat digunakan untuk merencanakan penempatan furnitur dalam ruangan.
  8. Karakter Obyek Bangunan: Menunjukkan ciri khas atau karakteristik dari bangunan tersebut.
  9. Hubungan Ruang: Denah memperlihatkan hubungan antar-ruang dalam bangunan.
  10. Fungsi Utilitas Ruang: Memuat informasi tentang utilitas seperti air, listrik, AC, dan sebagainya.

Pada gambar denah presentasi, biasanya dinding yang terpotong ditkaliani dengan warna hitam, sementara kolom biasanya diwarnai putih untuk membedakannya. Namun, pada gambar teknis untuk pekerjaan lapangan, bagian yang terpotong perlu dilengkapi dengan notasi material sebagai panduan untuk pelaksanaan konstruksi. Untuk menonjolkan potongan, garis yang lebih tebal digunakan, sedangkan furnitur dalam ruangan biasanya digambarkan dengan garis yang lebih tipis, kecuali jika furnitur tersebut memiliki tinggi lebih dari 1 meter dari level 0.00 yang telah ditetapkan.

Mengenal Denah Visualisasi

Denah visualisasi merupakan suatu proses rekayasa yang dilakukan untuk menciptakan gambar, animasi, atau diagram dengan tujuan menyampaikan informasi tertentu. Biasanya, denah visualisasi dapat berupa gambar-gambar yang bisa bersifat abstrak atau menggambarkan objek yang nyata. Hal yang sama berlaku untuk denah visualisasi dalam konteks gambar presentasi atau gambar arsitektur lainnya.

Baca Juga :   √ Cara Menambal Tembok Retak Dengan Beberapa Lengkah Mudah

Denah visualisasi memiliki peran penting dalam presentasi dan juga sebagai alat manusia untuk menjelaskan tujuan tertentu. Dengan demikian, denah visualisasi dapat digunakan sebagai bentuk informasi yang lebih mudah dipahami oleh pemirsa. Melalui visualisasi, kita dapat merencanakan tata letak ruangan dengan lebih baik.

Secara umum, visualisasi ini mencakup gambaran denah serta penampakan dinding pada masing-masing ruangan. Penggunaan visualisasi sangat penting agar individu dapat memahami susunan ruang dengan lebih jelas.

Kemudian, masyarakat akan dapat mengalami visualisasi ruangan yang tampak sangat nyata. Beberapa komponen utama dari visualisasi ini meliputi:

  1. Kawasan:
    Kawasan adalah elemen penting dalam denah visualisasi. Kawasan merujuk pada tata letak yang mencakup area yang dapat mencakup kota, kecamatan, kabupaten, atau wilayah lainnya yang lebih luas.
  2. Layout:
    Layout, di sisi lain, adalah denah yang sudah termasuk lingkungan sekitarnya, seperti saluran air, jalan, dan bangunan lainnya. Dalam denah visualisasi, layout tetap menjadi bagian yang penting.
  3. Site Plan:
    Site plan adalah representasi pkalianngan atas bangunan yang telah diperkaya dengan berbagai komponen penting yang membentuk lingkungannya. Ini mencakup elemen-elemen seperti jalan, taman, kendaraan, bangunan sekolah, plaza, tempat ibadah, dan lain sebagainya yang ada di sekitar lokasi. Dalam konteks pembangunan perumahan, site plan menjadi sangat krusial bagi para pengembang.

Seiring pemahaman tentang konsep denah, tampak, dan potongan untuk merancang gambar, maka perkenalan singkat mengenai site plan juga menjadi penting. Dengan site plan, kita dapat menyajikan gambaran yang lebih lengkap dan detail tentang bagaimana suatu lokasi terintegrasi dengan elemen-elemen penting di sekitarnya.

Jenis-Jenis Denah

1. Denah Arsitektural

Denah Arsitektural merupakan ilustrasi visual yang menggambarkan susunan serta penempatan ruang interior dalam sebuah bangunan, termasuk di dalamnya penempatan furnitur dan mebel.

Saat menggambar Denah Arsitektural, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • Simbol-Simbol Furnitur yang Akan Digambar: Gambaran denah harus mencakup simbol-simbol yang menggambarkan furnitur yang akan ditempatkan di dalam ruangan.
  • Ukuran dan Keterangan Nama Gambar: Ukuran serta keterangan yang menjelaskan nama gambar harus jelas dan akurat.
  • Simbol Dinding Arsitektural: Penkalianan yang jelas mengenai dinding-dinding dalam bangunan.
  • Luas Bangunan dan Luas Ruang: Denah harus mencantumkan informasi mengenai luas keseluruhan bangunan serta luas masing-masing ruangan.
  • Skala Gambar: Perlu disebutkan skala yang digunakan pada gambar agar dapat memberikan gambaran proporsi yang akurat.
  • Proporsi-Proporsi Gambar terhadap Kertas: Pastikan gambar mempertahankan proporsi yang sesuai dengan kertas tempatnya digambar.
  • Simbol-Simbol Arsitektural (Kendaraan, Pohon): Semua simbol yang digunakan untuk objek-objek seperti kendaraan atau pohon harus jelas dan konsisten.
  • Rendering (Warna, Bayangan): Jika diperlukan, penggunaan warna dan bayangan dalam denah dapat membantu memperjelas konsep dan estetika bangunan.

2. Denah Struktural

Denah struktural memiliki perbedaan dengan denah arsitektural karena tidak mencakup penempatan atau tata letak furnitur dan mebel interior.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menggambar denah struktural adalah sebagai berikut:

  • Ukuran dan Keterangan Nama Gambar: Pastikan ukuran dan keterangan yang menyertai nama gambar terdokumentasi dengan jelas dan akurat.
  • Simbol Dinding Struktural: Gunakan simbol-simbol yang tepat untuk mengidentifikasi dinding-dinding struktural dalam bangunan.
  • Luas Bangunan dan Luas Ruang: Sertakan informasi mengenai luas total bangunan serta luas masing-masing ruangan jika diperlukan.
  • Skala Gambar: Nyatakan skala yang digunakan pada gambar untuk menjaga proporsi yang benar.
  • Proporsi-Proporsi Gambar terhadap Kertas: Pastikan bahwa gambar tetap mempertahankan proporsi yang sesuai dengan kertas tempat gambar itu dibuat.
  • Modul/Grid Ruang: Modul atau grid ruang dapat digunakan untuk membantu pemahaman mengenai tata letak dan dimensi ruangan dalam denah struktural.

Pengertian Tampak

Tampak adalah representasi dua dimensi dari bangunan yang menggambarkan penampakan luar bangunan dari berbagai arah, termasuk tampak depan, samping kanan, samping kiri, belakang, dan atas. Bentuk dari tampak sangat dipengaruhi oleh desain denah, oleh karena itu, saat merencanakan denah, perlu mempertimbangkan bagaimana tampak bangunan akan terbentuk.

Baca Juga :   √ Apa itu Alternator Mobil? Fungsi, Komponen dan Cara Kerjanya

Dalam gambar tampak ini, fokus diberikan pada elemen-elemen vertikal yang terlihat dari bawah ke atas, seperti teras, pintu, jendela, ventilasi, dan atap. Semua ini digambarkan dalam format dua dimensi dan dilihat dari luar bangunan.

Tujuan utama dari pembuatan tampak adalah untuk berkomunikasi dengan klien mengenai penampakan eksterior atau luar bangunan dari sudut pkalianng tertentu. Fungsi lain dari gambar tampak meliputi menunjukkan dimensi bangunan, proporsi, gaya arsitektur, pemilihan warna dan material, serta aspek-aspek estetika.

Terdapat berbagai pkalianngan tentang urutan pembuatan tampak rumah. Beberapa berpendapat bahwa tampak harus digambar lebih awal daripada potongan, sementara yang lain berpendapat bahwa potongan harus diutamakan. Saya pribadi lebih suka menggambar potongan terlebih dahulu, kemudian menggambar tampak. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa gambar tampak bangunan lebih akurat karena kita sudah memiliki ukuran yang pasti dari bangunan tersebut, sehingga lebih mudah untuk menggambarkan penampakan luar yang sesuai.

Ketika menggambar secara dua dimensi pada gambar tampak, mungkin ada beberapa bagian bangunan yang tidak sesuai dengan ukuran yang sebenarnya (sesuai dengan skala), karena adanya garis atau bidang yang tidak sejajar dengan bidang gambar. Arah pkalianng dalam gambar tampak dapat bervariasi dan tidak bergantung pada patokan yang tetap.

Tampak gambar bangunan dapat dinamai sesuai dengan arah mata angin, seperti tampak utara, timur, selatan, barat, atau dengan merujuk pada pemkalianngan tertentu, seperti tampak dari danau atau jalan raya. Selain itu, dapat juga diberi nama sesuai dengan tipe atau view khusus, seperti tampak bangunan A, B, atau C, sesuai dengan preferensi dan keputusan arsitek dalam denah arsitektur.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menggambar tampak, yaitu:

  1. Proporsi Gambar terhadap Kertas: Pastikan gambar tetap proporsional dan sesuai dengan ukuran kertas yang digunakan.
  2. Simbol Arsitektural (Orang, Kendaraan, Pohon): Gunakan simbol-simbol yang sesuai, seperti orang, kendaraan, atau pohon, untuk memberikan konteks dan skala pada gambar.
  3. Rendering (Warna, Bayangan): Jika diperlukan, penggunaan warna dan bayangan dalam gambar dapat membantu memvisualisasikan elemen dengan lebih baik.
  4. Keterangan Nama Gambar: Sertakan keterangan yang jelas dan akurat untuk nama gambar sehingga pemahaman terhadap kontennya menjadi lebih mudah.
  5. Skala Gambar: Nyatakan skala yang digunakan pada gambar agar memungkinkan perbandingan yang akurat antara elemen-elemen dalam gambar.
  6. Arah Penggambaran (Depan, Belakang, Samping): Tentukan arah pkalianng gambar, apakah dari depan, belakang, samping, atau arah lainnya, untuk memberikan perspektif yang sesuai pada penampakan bangunan.

Pengertian Potongan

Potongan adalah representasi visual dari sebuah bangunan yang dipotong secara vertikal pada bagian yang telah ditentukan dalam denah. Potongan dimulai dari bagian atas atap dan berlanjut hingga ke dasar pondasi, mengungkapkan struktur dan isi interior bangunan tersebut.

Biasanya, dalam gambar potongan terdapat dua jenis potongan utama, yaitu potongan memanjang dan potongan melintang. Posisi potongan ini dapat ditemukan pada denah dengan garis-garis yang telah ditkaliani dan diberi label seperti A dan B. Dalam beberapa kasus, khususnya pada denah rumah yang besar dan kompleks, mungkin perlu membuat lebih dari dua potongan untuk menjelaskan dengan lebih rinci dan jelas. Hal ini dilakukan agar gambar potongan dapat menggambarkan bangunan dengan lebih akurat.

Fungsi Potongan

Potongan memiliki fungsi utama untuk menggambarkan struktur bangunan dan dimensi tinggi ruangan. Dalam konteks tampilan, potongan seringkali memiliki kesamaan dengan denah. Bagian yang terpotong dalam potongan ditunjukkan dengan garis tebal dan kadang-kadang dilengkapi dengan notasi material jika digunakan untuk gambar kerja.

Selain itu, ada juga jenis potongan yang disebut potongan ortogonal. Potongan ini memberikan kesan tiga dimensi karena digambar dengan teknik gambar perspektif satu titik lenyap. Titik lenyap ini umumnya berada di tengah-tengah bangunan, menciptakan tampilan yang lebih dinamis dan realistis.

Jenis-Jenis Potongan

1. Potongan Arsitektural

Potongan Arsitektural merupakan gambaran potongan bangunan yang merinci penempatan furnitur dan mebel dalam setiap tata ruang interiornya, serta menciptakan situasi atau suasana di dalam ruangan.

Baca Juga :   √ Cara Supaya TV LED Jernih, Dijamin Pasti Berhasil

Saat menggambar Potongan Arsitektural, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • Simbol-Simbol Furnitur yang Akan Digambar: Gambaran potongan harus mencakup simbol-simbol yang menggambarkan furnitur yang akan ditempatkan dalam ruangan.
  • Ukuran dan Keterangan Nama Gambar: Pastikan ukuran dan keterangan yang menyertai nama gambar terdokumentasi dengan jelas dan akurat.
  • Simbol Dinding Arsitektural: Penggunaan simbol-simbol yang benar untuk mengidentifikasi dinding-dinding arsitektural dalam bangunan.
  • Luas Bangunan dan Ruang: Potongan Arsitektural sebaiknya mencakup informasi mengenai luas keseluruhan bangunan dan luas masing-masing ruangan jika diperlukan.
  • Skala Gambar: Nyatakan skala yang digunakan pada gambar untuk menjaga proporsi yang benar antara elemen-elemen dalam potongan.
  • Proporsi Gambar terhadap Kertas: Pastikan bahwa gambar tetap mempertahankan proporsi yang sesuai dengan kertas tempat gambar itu dibuat.
  • Simbol-Simbol Arsitektural (Orang, Kendaraan, Pohon): Penggunaan simbol-simbol yang sesuai, seperti orang, kendaraan, atau pohon, untuk memberikan konteks dan skala pada gambar.
  • Rendering (Warna, Bayangan): Jika diperlukan, penggunaan warna dan bayangan dalam gambar dapat membantu memvisualisasikan elemen dengan lebih baik.

2. Potongan Struktural

Potongan Struktural merupakan gambar perencanaan bangunan yang menggambarkan konstruksi dan struktur bangunan dari pondasi hingga bagian atas, tanpa memperlihatkan tata letak furnitur atau suasana di dalam ruangan.

Ketika menggambar Potongan Struktural, perhatikan hal-hal berikut:

  • Ukuran dan Keterangan Nama Gambar: Pastikan ukuran dan keterangan yang menyertai nama gambar terdokumentasi dengan jelas dan akurat.
  • Simbol Dinding Struktural: Gunakan simbol-simbol yang sesuai untuk mengidentifikasi dinding-dinding struktural dalam bangunan.
  • Luas Bangunan dan Ruang: Potongan Struktural dapat mencakup informasi mengenai luas keseluruhan bangunan dan luas masing-masing ruangan jika relevan.
  • Skala Gambar: Nyatakan skala yang digunakan pada gambar untuk menjaga proporsi yang benar antara elemen-elemen dalam potongan.
  • Proporsi Gambar terhadap Kertas: Pastikan bahwa gambar tetap mempertahankan proporsi yang sesuai dengan kertas tempat gambar itu dibuat.
  • Gambar Pondasi yang Terpotong: Gambar pondasi yang terlihat dalam potongan, menggambarkan detail pondasi yang relevan.
  • Gambar Kuda-kuda (Atap) yang Terpotong: Potongan Struktural sebaiknya mencakup gambaran kuda-kuda (struktur atap) yang dipotong agar dapat memperlihatkan konstruksi atap dengan jelas.
  • Simbol Modul/Grid Ruang: Simbol modul atau grid ruang dapat digunakan untuk membantu pemahaman mengenai tata letak dan dimensi ruangan dalam potongan.
  • Galian Tanah untuk Pondasi: Potongan Struktural juga dapat mencakup informasi tentang galian tanah yang diperlukan untuk pondasi bangunan.

Baca Juga :

Penutup

Dalam merancang dan memahami sebuah bangunan, tiga konsep dasar harus dipahami dengan baik oleh setiap individu, yakni pengertian denah, tampak, dan potongan. Denah memberikan gambaran mengenai tata letak dan fungsi ruangan di sebuah bangunan dari pkalianngan atas.

Sementara tampak menggambarkan penampilan bangunan dari sisi luar, menunjukkan detil fasad dan elemen-elemen lain yang terlihat dari pkalianngan depan, samping, atau belakang. Dan potongan adalah representasi visual dari bangunan ketika ‘dibelah’ yang memperlihatkan detil konstruksi serta relasi antar ruang.

Ketiga elemen ini saling melengkapi dan membantu kita memahami suatu bangunan dengan lebih komprehensif. Jadi, jika kalian ingin memahami sebuah bangunan dengan utuh, pastikan untuk tidak melewatkan satu pun dari tiga aspek penting ini.

Demikianlah artikel finoo.id yang membahas tentang √ Pengertian Denah, Tampak, Potongan dalam Arsitektur. Semoga artikel kami dapat bermanfaat dan terimakasih telah membaca artikel kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *