Jenis-Jenis Dioda

Jenis-Jenis Dioda: Pengertian, Fungsi & Cara Kerjanya

Posted on

Finoo.id – Jenis-Jenis Dioda: Pengertian, Fungsi & Cara Kerjanya. Dioda adalah komponen aktif yang sering digunakan dalam berbagai perangkat elektronik. Dioda terbuat dari bahan semikonduktor dan memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai penyearah dan penghambat arus listrik.

Dalam strukturnya, dioda umumnya terdiri dari dua elektroda yang saling berlawanan. Ini disebabkan oleh muatan positif dan negatif yang dimiliki oleh masing-masing terminalnya.

Di pasaran, terdapat berbagai macam dan ukuran dioda yang tersedia. Setiap jenis dioda memiliki kelebihan, kekurangan, cara kerja, dan fungsi yang berbeda-beda. Pengguna dapat memilih jenis dioda yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

Untuk memahami dioda dengan lebih baik, mari kita bahas secara lengkap mengenai pengertian, fungsi, simbol, jenis, dan cara kerjanya dalam ulasan berikut ini.

Pengertian Dioda

Dioda berperan sebagai penyearah dan penghambat arus listrik. Dioda terdiri dari berbagai bahan semikonduktor, seperti silikon, germanium, dan sejenisnya.

Dalam struktur dioda, terdapat dua kutub yang saling berlawanan. Salah satunya adalah anoda yang bermuatan positif, sedangkan yang lainnya adalah katoda yang bermuatan negatif.

Karena sifat tersebut, dioda dapat berfungsi gkalian. Di satu sisi, dioda dapat digunakan sebagai penyearah arus, sementara di sisi lainnya digunakan sebagai penghambat arus listrik.

Fungsi Dioda

Pada pkalianngan awal, dioda berfungsi sebagai penyearah dan penghambat arus listrik dalam rangkaian elektronik.

Namun, jika dianalisis lebih mendalam, sebenarnya dioda memiliki berbagai fungsi yang perlu diketahui.

Berikut adalah beberapa fungsi dioda:

  1. Dioda berfungsi sebagai pembentuk sensor cahaya.
  2. Dioda juga digunakan sebagai komponen dalam pembentukan sensor suhu.
  3. Dioda dapat digunakan dalam penggkalianan tegangan arus listrik.
  4. Dioda berperan sebagai penyearah aliran arus listrik dalam rangkaian elektronik.
  5. Dioda dapat berfungsi sebagai indikator.
  6. Dioda berperan sebagai penghambat arus listrik dalam rangkaian elektronik.
  7. Dioda digunakan dalam rangkaian VCO (Voltage Controlled Oscillator).
  8. Dioda membantu dalam stabilisasi tegangan arus listrik.
  9. Dioda berfungsi sebagai komponen pengaman atau saklar.
  10. Dioda dapat digunakan untuk menambahkan arus searah (DC) pada arus bolak-balik (AC) dan sejenisnya.

Cara Kerja Dioda

Cara kerja dioda sebenarnya cukup sederhana dan mudah dipahami. Pada umumnya, dioda bekerja dalam tiga kondisi dasar, yaitu sebagai berikut:

1. Unbiased

Pada kondisi pertama, dioda bekerja dalam keadaan tanpa bias atau unbiased. Saat dioda berada dalam kondisi tanpa tegangan, terjadi reaksi junction P-N. Dalam kondisi tanpa tegangan, medan listrik dibatasi.

Baca Juga :   Pengertian Baterai: Fungsi, Klasifikasi & Jenisnya

Reaksi junction P-N dimulai dengan proses difusi, di mana elektron pada kutub N bergerak dan berpindah ke kutub P. Perpindahan elektron dari kutub N ke kutub P ini disebut sebagai “holes” atau lubang. Ketika lubang terbentuk, kutub P menghasilkan ion negatif.

Ion negatif tersebut tetap diam atau tidak bergerak, menciptakan medan listrik statis. Medan listrik ini membatasi pergerakan elektron dan membentuk kondisi P-N junction.

2. Reverse Bias (bias mundur)

Reverse bias terjadi ketika katoda dihubungkan ke kutub positif dan anoda dihubungkan ke kutub negatif.

Pada kondisi reverse bias, tegangan menjadi negatif. Ion-ion bermuatan negatif akan tertarik ke terminal anoda. Ini menghasilkan tegangan listrik statis.

Ketika ion-ion bergerak ke arah yang sama dan menyebabkan reaksi listrik statis, elektron akan terhambat dalam pergerakannya. Akibatnya, arus listrik tidak dapat mengalir melalui dioda.

3. Forward Bias (bias maju)

Forward bias terjadi saat katoda terhubung ke terminal dengan muatan negatif dan anoda terhubung ke terminal dengan muatan positif.

Tegangan eksternal yang diterapkan pada dioda menyebabkan elektron tertarik ke kutub masing-masing. Elektron dengan muatan negatif akan tertarik ke terminal anoda, sedangkan katoda akan menarik elektron dengan muatan negatif.

Dalam kondisi ini, penghalang pada dioda menjadi tidak ada atau tereliminasi, sehingga arus listrik dapat mengalir melalui rangkaian tersebut.

Simbol Dioda

Untuk pemahaman yang lebih mendalam, penting untuk mengenali simbol dioda.

Simbol dioda dalam konteks elektronika ditunjukkan sebagai berikut.

Dari gambar simbol dioda di atas, dapat disimpulkan bahwa simbol positif (+) menunjukkan elektroda dengan muatan positif, yang juga dikenal sebagai terminal anoda.

Sementara itu, bagian dengan simbol negatif (-) menunjukkan terminal katoda yang bermuatan negatif.

Komponen-Komponen Penyusun Dioda

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dioda terdiri dari dua komponen pembentuk utama.

Komponen pertama adalah katoda, yang berperan sebagai kutub positif dalam dioda. Komponen ini biasanya terhubung ke terminal dengan muatan positif.

Komponen kedua adalah anoda, yang berperan sebagai kutub negatif dalam dioda. Anoda terhubung ke terminal dengan muatan negatif.

Mari kita lihat lebih detail pembahasan tentang masing-masing komponen dioda berikut ini:

1. Anoda

Anoda, atau biasa disebut juga dengan istilah anode, adalah komponen dioda yang terbuat dari elektroda dengan muatan positif. Dalam dioda, bagian anoda memiliki jumlah elektron yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan bagian katoda.

Jumlah elektron yang sedikit ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah karena anoda memiliki elektrolit dengan muatan positif.

2. Katoda

Selain anoda, dioda juga memiliki komponen yang disebut katoda. Katoda merupakan kutub dioda yang terbuat dari elektroda dengan muatan negatif.

Karena katoda memiliki elektroda yang bermuatan negatif, jumlah elektron di katoda lebih banyak dibandingkan dengan anoda.

Baca Juga :   Pengertian ADC (Analog to Digital Converter) & Cara Kerjanya

Kedua komponen dioda ini bekerja berdasarkan prinsip semikonduktor P-N.

Ketika kedua komponen ini bertemu, mereka membentuk perbatasan. Perbatasan yang terbentuk dari kedua komponen ini disebut P-N Junction.

Jenis – jenis Dioda

Meskipun memiliki bentuk yang sederhana, penggunaan dioda sangat populer dalam berbagai rangkaian elektronika. Di pasaran, terdapat berbagai jenis dioda dengan beragam model, ukuran, dan bentuk.

Namun, jika dilihat dari segi karakteristik dan fungsinya, jenis dioda umumnya dapat dibagi menjadi beberapa tipe.

1. Dioda Biasa

Dioda biasa, juga dikenal sebagai dioda generik, adalah jenis dioda yang paling umum dan sering ditemui dalam berbagai perangkat elektronik.

Dioda biasa ini umumnya memiliki dua terminal, yaitu P dan N. Fungsi utama dioda biasa adalah sebagai penyearah arus listrik. Penggunaannya luas dan sering ditemukan dalam berbagai aplikasi, seperti dalam rangkaian saklar, penyearah gelombang (rectifier), dan sebagainya.

2. Dioda Bridge

Fungsi dioda bridge sebenarnya mirip dengan jenis dioda generik. Namun, dalam penggunaannya, dioda bridge lebih mudah dan praktis.

Dalam fungsi penyearah gelombang, dioda generik membutuhkan 4 komponen dioda, sedangkan dioda bridge hanya membutuhkan satu komponen dioda.

Dalam dioda bridge, terdapat 4 dioda yang tersusun secara teratur dan siap digunakan.

Komponen dioda bridge memiliki 4 terminal. Dua terminal digunakan sebagai input untuk arus AC, sementara dua terminal lainnya digunakan sebagai output DC.

Selain itu, output DC pada dioda bridge sudah memiliki polaritas positif dan negatif, sehingga penggunaannya lebih mudah dan praktis.

3. Light Emitting Diode (LED)

Light Emitting Diode (LED) adalah jenis dioda yang terdiri dari sambungan bahan semikonduktor. Saat dioda tersebut dipasang dengan forward bias, LED dapat menghasilkan cahaya.

Simbol LED ditkaliani dengan dua panah yang menunjukkan kemampuan komponen tersebut untuk memancarkan cahaya.

Ketika LED dipasang dengan forward bias, dioda akan mengeluarkan cahaya. Namun, jika dipasang dengan reverse bias, LED tidak akan menghasilkan cahaya.

LED umumnya digunakan dalam berbagai perangkat elektronik, seperti penerangan, pengganti lampu fluorescent, dan berbagai aplikasi lainnya.

4. Dioda Zener

Tipe dioda selanjutnya adalah dioda zener. Dioda zener memiliki fungsi sebagai penstabil tegangan dan juga sebagai pelindung dalam rangkaian elektronika. Dioda zener bekerja dalam kondisi reverse bias.

Ketika sebuah perangkat mengalami tegangan breakdown atau melewati batas tegangan, dioda zener dapat menjaga arus tetap stabil. Ini terjadi karena arus akan mengalir dalam arah yang berlawanan. Dengan demikian, tegangan di rangkaian akan tetap konstan sesuai dengan tegangan pada dioda zener.

5. Dioda Varactor

Dioda varaktor umumnya digunakan dalam kondisi reverse bias. Dioda varaktor adalah jenis dioda yang memiliki kapasitansi yang dapat diubah-ubah, sehingga dianggap sebagai dioda variabel.

Jika dilihat dari simbolnya, dioda varaktor memiliki simbol yang menggabungkan simbol dioda dengan simbol kapasitor.

Baca Juga :   Pengertian Voltmeter: Fungsi Serta Cara Menggunakan & Bacanya

Fungsi dioda varaktor ini dapat ditemukan dalam berbagai perangkat elektronik seperti televisi, ponsel, dan radio.

6. PD (Photo Diode)

Photo diode dibuat dengan menggunakan sambungan P-N. Simbol photo diode menyerupai simbol LED, tetapi dengan panah yang terbalik.

Dari simbol tersebut, dapat disimpulkan bahwa photo diode dapat menghantarkan arus listrik ketika terkena cahaya.

Photo diode bekerja dengan reverse bias. Ketika cahaya jatuh pada photo diode, akan terbentuk tegangan balik yang kecil dan arus listrik dapat mengalir melaluinya. Namun, jika intensitas cahaya kurang, tegangan balik akan meningkat dan arus listrik terhambat.

7. Dioda Tunnel

Dioda tunnel memiliki karakteristik khusus karena memiliki daerah delepsi yang sangat sempit. Ini terjadi karena sambungan P-N pada dioda dirancang secara khusus.

Fungsi dioda tunnel adalah memanfaatkan efek tunneling atau mekanika kuantum. Kelebihannya adalah dioda ini dapat bereaksi dengan cepat terhadap perubahan tegangan.

Dioda tunnel sering digunakan dalam berbagai komponen elektronika, seperti osilator, pencampur sinyal, penguat, dan sebagainya.

Cara Mengukur Dioda

Dioda adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai penghambat dan penghantar arus listrik.

Untuk memastikan apakah dioda masih berfungsi dengan baik, ada cara yang dapat kalian coba, yaitu dengan mengukurnya.

Untuk mengukur dioda, kalian dapat menggunakan alat ukur yang disebut multimeter atau avo meter.

Berikut adalah langkah-langkah untuk mengukur dioda:

  1. Siapkan multimeter dan dioda yang akan diukur.
  2. Atur multimeter ke posisi Ohm ×1 k atau 100 k.
  3. Tempatkan kabel probe berwarna hitam pada katoda, dan kabel probe berwarna merah pada anoda.
  4. Baca hasil pengukuran pada layar yang tersedia.
  5. Jika jarum multimeter bergerak, itu berarti dioda mengalami kerusakan.
  6. Namun, jika jarum tetap diam, itu berarti dioda dalam keadaan baik dan berfungsi sebagaimana mestinya.

Penutup

Sebagai penutup, kita telah mempelajari berbagai jenis dioda yang memiliki fungsionalitas dan karakteristik unik masing-masing. Mulai dari Dioda Biasa, Dioda Zener, Dioda Schottky, hingga Dioda LED, semuanya memiliki peran penting dalam dunia elektronika dan teknologi modern.

Dioda, meski sederhana, adalah komponen fundamental dalam berbagai aplikasi dan perangkat. Memahami jenis-jenis dioda dan fungsinya dapat membantu kita merancang dan memahami sistem elektronik dengan lebih baik. Karena perkembangan teknologi yang semakin maju, tentunya akan ada lebih banyak jenis dioda yang akan ditemukan dan dikembangkan.

Kita harus terus belajar dan mengembangkan pengetahuan kita tentang komponen ini agar dapat memanfaatkannya secara maksimal. Akhir kata, semoga artikel finoo.id ini bermanfaat dan menambah wawasan kita semua tentang dunia elektronika.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *