Masalah Pengecoran Beton

√ Masalah Pengecoran Beton dan Cara Mengatasinya Paling Tepat

Posted on

Finoo.id- √ Masalah Pengecoran Beton dan Cara Mengatasinya Paling Tepat. Beton memegang peranan penting dalam konstruksi, menjadi elemen kunci dalam pembangunan. Penggunaannya tidak hanya memperkuat, tetapi juga menjaga kekokohan bangunan terhadap tekanan dan gaya. Biasanya, beton dibuat dari campuran pasir, semen, dan kerikil dalam perbandingan tertentu yang kemudian diaduk secara merata dengan penambahan air yang cukup.

Penting untuk memprosesnya dengan cermat agar beton yang dihasilkan memiliki kekuatan yang optimal dan sesuai dengan karakteristik yang direncanakan. Meskipun proses pembuatannya terlihat sederhana dengan mencampurkan komponen utama seperti semen, pasir, kerikil, dan air, namun ada banyak aspek yang perlu diperhatikan untuk mencapai kualitas beton yang baik dan hasil yang memuaskan. Kesalahan dalam proses pembuatan beton dapat menyebabkan beton rentan terhadap keropos, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan cacat struktural yang mempengaruhi kekuatan bangunan.

Masalah Pengecoran Beton dan Cara Mengatasinya

Di bawah ini adalah beberapa kendala umum yang sering muncul dalam proses pengecoran beton beserta saran untuk mengatasi masalah tersebut.

1. Masalah Pengecoran Beton: Segregasi

Segregasi terjadi ketika agregat kasar terpisah dari campuran karena kekurangan kelembakan.

Penyebabnya meliputi:

  • Slump yang terlalu rendah
  • Gradasi agregat yang tidak merata
  • Berat jenis agregat kasar yang lebih tinggi dari agregat halus
  • Kekurangan agregat halus dalam campuran
  • Konsistensi campuran beton yang terlalu kering atau terlalu basah
  • Tinggi jatuh pengecoran yang berlebihan
  • Penggunaan alat penggetar dalam waktu yang terlalu lama

Langkah-langkah penanggulangannya adalah:

  • Hindari perjalanan campuran beton yang terlalu tinggi atau terlalu jauh.
  • Menyusun rancangan campuran yang sesuai, dengan atau tanpa bahan admixture.
  • Menyesuaikan atau meningkatkan slump dan kelembaban beton dengan menambahkan bahan tambahan.

2. Masalah Pengecoran Beton: Bleeding

Bleeding adalah air pengaduk yang naik ke permukaan beton segera setelah proses pengecoran selesai dan partikel agregat kasar turun ke bawah.

Penyebab Bleeding:

  • Campuran terlalu basah (rasio air-ke-semen terlalu tinggi) atau penambahan air saat pengecoran.
  • Rancangan campuran beton yang kurang baik sehingga tidak memiliki cukup material halus untuk menahan pergerakan air ke permukaan beton.

Penanggulangan Bleeding:

Untuk mengatasi bleaching, langkah-langkah yang dapat diambil adalah:

  • Menambahkan “finer” material, seperti:
  • Mengombinasikan pasir kasar dengan pasir yang lebih halus atau menggunakan abu batu. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kohesi campuran beton.
  • Meningkatkan jumlah semen hingga batas tertentu. Dengan menambahkan semen, akan meningkatkan kebutuhan akan admixture untuk menjaga workability campuran.
Baca Juga :   Ukuran Gording Atap Beserta Fungsin dan Berbagai Jenisnya

3. Masalah Pengecoran Beton: Shrinkage

Shrinkage (susut) adalah fenomena di mana beton mengalami perubahan volume ke arah yang lebih kecil karena proses pengeringan selama pengerasan. Hal ini dapat menyebabkan retak-retak pada permukaan beton, yang umumnya berupa retak rambut atau retak dengan lebar antara 1-2 mm. Retak-retak ini biasanya dikategorikan sebagai retak non-struktural. Proses shrinkage biasanya terjadi dalam rentang waktu hingga 3 hari setelah pengecoran.

Penyebab Shrinkage:

  • Faktor air semen (FAC) yang terlalu tinggi.
  • Penggunaan semen dalam jumlah yang berlebihan.
  • Modulus kehalusan agregat yang tidak memenuhi persyaratan.
  • Intensitas pengadukan yang kurang optimal.
  • Kelembaban udara yang dapat memengaruhi proses pengeringan beton.

Penanggulangannya :

Penggunaan bahan penyembuh untuk mengurangi risiko retak susut.

Jenis bahan penyembuh yang dapat digunakan:

1. Bahan berbasis natrium silikat.

Bahan ini memiliki kemampuan untuk meresap ke dalam struktur beton. Ketika diterapkan, mereka mempercepat proses hidrasi semen yang ada di permukaan beton, sehingga membantu mencegah terbentuknya retak akibat susut beton. Agar efektivitasnya lebih optimal, penggunaan atau penyemprotan kembali sebaiknya dilakukan antara 1 hingga 3 hari setelah aplikasi pertama.

2. Bahan berbasis lilin.

Bahan ini membentuk lapisan membran di permukaan beton setelah aplikasi. Lapisan membran ini bertujuan untuk mengatur kecepatan evaporasi dari permukaan beton. Untuk aplikasi pada elemen struktural seperti balok (beam) atau kolom (column), disarankan untuk menggunakan curing compound transparan (clear). Namun, untuk aplikasi pada jalan beton, disarankan untuk menggunakan curing compound berpigmen putih (white pigmented).

4. Masalah Pengecoran Beton: Bug Holes

Bug holes adalah lubang-lubang kecil yang muncul pada permukaan beton setelah mengering, dan ini merupakan masalah umum dalam konstruksi beton.

Penyebab Bug Holes:

Bug holes terjadi karena udara yang terperangkap di dalam beton selama proses pengecoran. Udara ini terperangkap karena proses mekanisme saat pengadukan beton. Secara umum, beton biasa memiliki kandungan udara sekitar 2%.

Penanggulangan Bug Holes:

  • Penggunaan minyak pelumas mold (mold oil) yang tidak lengket seperti minyak berbasis air dapat membantu mengurangi kemunculan bug holes.
  • Saat menggunakan minyak pelumas mold berbasis air, sebaiknya dilakukan sesegera mungkin (maksimum 6 jam) sebelum pengecoran dilakukan.
  • Modifikasi desain campuran beton dapat membantu menghasilkan beton yang lebih kohesif. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kadar pasir untuk meminimalkan kemunculan bug holes.
  • Karena flens cenderung miring dan menghambat udara untuk keluar, sehingga bug holes tidak sepenuhnya hilang, finishing tambahan diperlukan untuk memperbaiki tampilan girder.
Baca Juga :   Harga Borongan Galian Pondasi Per Meter Kubik Terbaru Paling Tepat

5. Efflorescence (pengkristalan)

Penyebab:

Salah satu penyebab kerusakan lapisan cat adalah akibat garam-garam yang bersifat alkali terbawa ke permukaan plesteran, beton, atau batako. Ketika kristal-kristal tersebut muncul di bawah lapisan cat dan terkena kelembaban tembok, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan cat.

Pencegahan:

  • Pengecatan sebaiknya dilakukan setelah tembok, plesteran, atau beton telah kering sepenuhnya, di mana kadar alkali dan kadar air dari permukaan tersebut telah memenuhi syarat yang ditentukan.
  • Permukaan yang mengandung kristal dari garam-garam alkali harus dibersihkan terlebih dahulu dan dibiarkan hingga tidak ada lagi kristal yang keluar.

Perbaikan:

  • Jika pengkristalan belum merusak lapisan cat, bersihkan dengan kain basah dan keringkan.
  • Amplas permukaan cat agar lebih berpori (pori-pori terbuka) sehingga air dan garam-garam alkali dapat mudah keluar.
  • Setelah tidak ada lagi pengkristalan yang terjadi, lakukan pengecatan ulang.
  • Jika pengkristalan telah merusak lapisan cat, maka harus dilakukan pengerokan hingga ke dasar, bersihkan permukaan hingga tidak ada lagi pengkristalan yang terjadi, dan lakukan pengecatan ulang.

6. Water spot (bercak-bercak seperti basah)

Penyebab:

Salah satu penyebab timbulnya bercak seperti basah pada lapisan cat adalah penggunaan plamir yang belum kering sempurna sebelum diberi lapisan cat. Ketika sisa-sisa air dari plamir tersebut terjebak di antara dua lapisan plamir dan cat, hal ini dapat menyebabkan munculnya bercak seperti basah.

Pencegahan:

  • Pastikan permukaan yang baru dicuci dengan air atau terkena air hujan harus dibiarkan kering sepenuhnya sebelum dilakukan pengecatan.
  • Interval antara lapisan cat sebaiknya cukup lama untuk memberikan waktu pada lapisan sebelumnya untuk mengering sebelum dilakukan pengecatan lapisan berikutnya. Setiap lapisan cat sebaiknya diterapkan dengan ketebalan yang minimal agar proses pengeringan menjadi lebih sempurna.
  • Hindari melakukan pengecatan saat cuaca buruk (hujan, mendung, atau lembab), serta hindari pengecatan pada permukaan yang terkena sinar matahari secara langsung.

Perbaikan:

  • Amplas permukaan lapisan cat untuk membuatnya lebih berpori sehingga air dapat dengan mudah keluar.
  • Jika terdapat jamur yang tumbuh pada bagian-bagian yang basah tersebut, bersihkan dengan kaporit dan lap dengan kain basah untuk menghilangkan sisa-sisa kaporit.
  • Pastikan untuk membiarkan permukaan mengering sepenuhnya sebelum melakukan pengecatan ulang. Jika diperlukan, aplikasikan lapisan Wall Sealer yang sesuai sebelum melakukan pengecatan ulang.

7. Masalah Pengecoran Beton: Blistering (menggelembung)

Penyebab:

  • Penggunaan cat bermutu tinggi dengan lapisan yang rapat dan plastis dapat menyebabkan terjebaknya air atau cairan lain di bawahnya, yang kemudian mengakibatkan terbentuknya gelembung pada lapisan cat tersebut.
  • Pengecatan pada permukaan yang masih basah dapat mengurangi daya lekat lapisan cat, meningkatkan kemungkinan terjadinya gelembung. Penggunaan solvent (pengencer) dalam jumlah berlebihan atau pengecatan dengan lapisan yang terlalu tebal dan langsung terkena sinar matahari juga dapat menyebabkan solvent tertahan di bawah lapisan cat.
  • Lapisan cat teratas cenderung mengering lebih cepat daripada lapisan di bawahnya, sementara lapisan bawah masih mengandung banyak solvent yang belum menguap. Uap solvent ini dapat terjebak di bawah lapisan yang telah kering dan mendorong lapisan tersebut sehingga terbentuklah gelembung.
Baca Juga :   √ Ukuran Ring Balok Rumah 1 Lantai Paling Ideal dan Tepat

Pencegahan:

  • Pastikan permukaan yang baru dicuci dengan air atau terkena air hujan dikeringkan sepenuhnya sebelum pengecatan dilakukan.
  • Interval antara lapisan cat sebaiknya cukup lama untuk memberikan waktu pada lapisan sebelumnya untuk mengering sebelum diberi lapisan berikutnya. Setiap lapisan cat sebaiknya diaplikasikan dengan ketebalan yang minimal agar proses pengeringan menjadi lebih optimal.
  • Hindari melakukan pengecatan saat cuaca buruk (hujan, mendung, atau lembab) atau pada permukaan yang langsung terkena sinar matahari.

Perbaikan:

  • Jika terbentuk banyak gelembung, lapisan cat harus dihapus sepenuhnya.
  • Bersihkan permukaan dan berikan lapisan cat dasar jika diperlukan sebelum menerapkan lapisan cat akhir.
  • Jika hanya sedikit gelembung yang terjadi, perbaikan hanya diperlukan pada bagian yang terdapat gelembung.

BACA JUGA :

Penutup

Dalam dunia konstruksi, masalah pengecoran beton merupakan tantangan yang sering dihadapi oleh para kontraktor dan insinyur sipil.

Dari segregasi hingga bleeding, setiap tahap dalam proses pengecoran beton memerlukan perhatian khusus untuk memastikan kekuatan dan kualitas yang optimal dari struktur bangunan.

Dengan terus mengembangkan teknologi dan memperdalam pengetahuan, kita dapat terus meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses pengecoran beton.

Dengan demikian, masalah pengecoran beton bukanlah hambatan, tetapi justru menjadi tantangan yang dapat kita hadapi dengan percaya diri dan pengetahuan yang mendalam.

Demikianlah artikel finoo.id yang membahas tentang √ Masalah Pengecoran Beton dan Cara Mengatasinya Paling Tepat. Semoga artikel kami dapat bermanfaat dan terimakasih telah membaca artikel ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *