Pengertian Transducer

Pengertian Transducer Jenis dan Fungsinya Yang Tepat

Posted on

Finoo.id – Pengertian Transducer Jenis dan Fungsinya Yang Tepat. Sebuah perangkat elektronik terdiri dari beberapa komponen perangkat lainnya yang bekerja bersama untuk meningkatkan kinerjanya. Salah satu komponen penting dalam perangkat tersebut adalah transduser.

Meskipun telah digunakan secara luas, masih banyak orang yang belum memahami sepenuhnya apa itu transduser.

Karena kehadirannya sangat penting dan sering digunakan, artikel ini akan secara lengkap membahas mengenai transduser.

Pengertian Transducer

Transduser merupakan salah satu komponen elektronika yang berperan dalam mengubah bentuk energi menjadi bentuk energi lain yang sesuai dengan kebutuhan.

Secara umum, transduser sering juga disebut sebagai sensor. Istilah ini digunakan karena keduanya memiliki fungsi yang serupa, yaitu mengubah suatu jenis energi menjadi bentuk energi lainnya.

Meskipun pada dasarnya sensor dan transduser memiliki fungsi dan peran yang serupa, keduanya sebenarnya merupakan perangkat yang berbeda. Lalu apa perbedaan antara sensor dan transduser?

Transduser berfungsi untuk mengkonversikan suatu jenis energi menjadi bentuk energi lainnya. Sementara itu, sensor merupakan komponen yang berperan sebagai masukan (input) bagi transduser.

Fungsi utama sensor adalah mendeteksi energi yang masuk ke transduser dan membantu dalam mengubah energi tersebut menjadi bentuk energi lain sesuai kebutuhan.

Fungsi Transducer

Secara umum, transduser berfungsi sebagai perangkat yang digunakan untuk mengubah energi mekanik, optik, atau fisik menjadi bentuk energi lainnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, transduser sering digunakan dalam berbagai rangkaian elektronik. Fungsi dan kemampuan transduser dalam mengubah besaran energi dapat disesuaikan tergantung pada jenis perangkat yang digunakan.

Karena setiap jenis perangkat memiliki transduser yang berbeda, fungsi dan cara kerjanya pun berbeda pula. Misalnya, pada mikrofon atau earphone, transduser digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi suara. Sedangkan pada lampu pijar, energi listrik diubah menjadi cahaya penerangan.

Hal yang sama berlaku ketika transduser dipasang pada perangkat elektronik lainnya. Fungsi dan cara kerjanya akan disesuaikan dengan fungsi dan kegunaan perangkat elektronik tersebut. Penting juga untuk memperhatikan kelebihan dan kekurangan dari transduser.

Baca Juga :   Pengertian Dioda Penyearah (Rectifier) dan Prinsip Kerjanya

Jenis-Jenis Transducer

Transduser dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu transduser input dan transduser output. Berikut ini akan dibahas secara lebih detail mengenai kedua jenis transduser tersebut.

1. Transducer Input

Transduser input adalah jenis transduser yang menghasilkan energi listrik atau resistansi yang kemudian diubah menjadi sinyal atau tegangan listrik.

Sumber energi fisik seperti tekanan, cahaya, suara, dan suhu merupakan sumber utama bagi transduser ini. Contoh alat transduser input adalah mikrofon yang dapat mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik.

Selanjutnya, sinyal tersebut dikirim melalui kabel listrik. Transduser ini juga termasuk dalam kategori sensor.

Berikut ini beberapa komponen elektronika yang termasuk dalam transduser input:

Mikrofon: Mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik.

Resistor Variabel / Potensiometer: Mengubah posisi menjadi resistansi (hambatan).

2. Transducer Output

Transduser output adalah jenis transduser yang mengubah sinyal listrik menjadi energi fisik.

Contohnya adalah loudspeaker yang mengkonversi sinyal listrik menjadi suara sehingga dapat didengar oleh banyak orang.

Terdapat banyak perangkat elektronika yang termasuk dalam kategori transduser output, antara lain:

  • Motor: Mengubah energi listrik menjadi energi gerakan.
  • Lampu: Mengubah energi listrik menjadi energi cahaya.
  • Televisi: Mengubah energi listrik menjadi berbagai bentuk energi fisik, seperti suara, cahaya, dan sebagainya.

Transduser input dan output dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan pola aktivitasnya, yaitu transduser aktif dan transduser pasif.

Transduser aktif adalah jenis transduser yang mampu berfungsi sendiri tanpa memerlukan tambahan energi dari sumber eksternal. Transduser ini dapat menghasilkan sinyal keluaran berdasarkan energi yang diterima.

Di sisi lain, transduser pasif hanya dapat bekerja jika diberikan tambahan energi dari sumber eksternal. Transduser ini membutuhkan energi tambahan untuk menghasilkan sinyal keluaran.

Contoh transduser pasif meliputi tegangan resistansi, transduser diferensial, transformator, dan lain sebagainya.

Penggabungan Transducer Input dan Output

Perangkat transduser gabungan ini sebenarnya telah sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari kita.

Dalam hal ini, transduser input (sensor) dan transduser output (aktuator) bekerja sama untuk mengubah energi menjadi bentuk energi lainnya, dan kemudian energi tersebut diubah kembali menjadi bentuk energi yang lain.

Sebagai contoh, kita dapat mengambil termometer sebagai contoh. Transduser input pada termometer akan menangkap energi fisik berupa suhu tubuh manusia dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Selanjutnya, transduser output pada termometer berperan untuk mengubah sinyal listrik tersebut menjadi angka yang menunjukkan suhu yang terukur.

Baca Juga :   √ Apa Itu Dehumidifier? beserta Fungsi dan Cara Kerjanya

Klasifikasi Transducer

Menurut William D.C. pada tahun 1993, terdapat dua klasifikasi transduser, yaitu transduser yang menghasilkan energi sendiri (self-generating transducer) dan transduser yang memerlukan sumber energi eksternal (external generating).

Berikut ini adalah penjelasan untuk kedua klasifikasi transduser tersebut:

1. Self Generating Transducer

Self-generating transducer adalah jenis transduser yang memiliki kemampuan untuk membangkitkan energi sendiri dan hanya memerlukan satu sumber energi untuk melakukannya.

Fungsinya sebagai pembangkit tegangan, sehingga dapat menghasilkan energi listrik secara langsung dari transduser tersebut.

2. External Generating

Klasifikasi transduser yang kedua adalah transduser external generating, yang membutuhkan sumber energi eksternal untuk menghasilkan energi keluar.

Contohnya termasuk potensiometer, NTC (Negative Temperature Coefficient), dan masih banyak lagi contoh transduser external generating lainnya.

Aplikasi Transducer

Sekarang, mari kita lihat contoh penggunaan transduser dalam berbagai aplikasi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.

1. Transducer Elektro Akustik

Mikrofon atau jenis penerima input audio lainnya dapat ditemukan dalam berbagai aplikasi konversi yang mudah kita temui. Mikrofon mengubah gelombang suara yang mengenai diafragma menjadi sinyal listrik analog yang dapat dikirim melalui kabel atau secara nirkabel dalam aplikasi yang lebih baru. Di sisi lain, perangkat pemancar suara seperti speaker, headphone, dan konverter bekerja dengan prinsip yang berkebalikan dengan mikrofon, yaitu mengubah sinyal listrik menjadi suara.

2. Transduser Photo Elektrik

Transduser jenis ini bekerja berdasarkan interaksinya dengan energi cahaya. Contoh yang paling jelas adalah LED, di mana energi listrik diterima dan diubah menjadi cahaya. Ada juga konverter yang menggunakan cahaya sebagai input, seperti fotodioda, fotoresistor, dan komponen lainnya yang menggunakan cahaya sebagai penentu nilai.

3. Aktuator

Aktuator adalah perangkat elektromekanis yang mengubah masukan listrik menjadi gerakan mekanis sebagai keluaran. Yang membedakan aktuator dengan motor konvensional adalah kemampuan pengendaliannya, sehingga gerakan yang dihasilkan dapat dikontrol sesuai dengan input yang diberikan.

4. Elektromagnetik Probe

Jika kita melihat layar dari seri lama, biasanya menggunakan monitor CRT (Cathode Ray Tube) yang merupakan contoh aplikasi buruk dari konverter elektromagnetik. Sinyal listrik yang diterima dari input diubah menjadi gelombang cahaya khusus untuk ditampilkan di layar. Yang membedakan transduser jenis ini dari transduser fotolistrik adalah kemampuannya untuk tidak hanya mengubah menjadi cahaya, tetapi juga menghasilkan gelombang cahaya tertentu.

Baca Juga :   Pengertian Optocoupler, Prinsip Kerja, Fungsi dan Jenisnya

5. Penerapan Transduser Tekanan

Penggunaan transduser tekanan atau transduser pressure sangat umum di berbagai industri. Misalnya, dalam sektor industri, transduser tekanan digunakan untuk memantau aliran dan tekanan fluida, mengendalikan ketinggian air di tangki penyimpanan, mendeteksi kebocoran gas dalam pipa, mengukur tekanan pompa, dan masih banyak lagi.

Dari berbagai transduser yang telah kita bahas, transduser ini bahkan lebih fungsional dibandingkan dengan jenis dan tipe transduser lainnya. Dengan meningkatnya permintaan akan sistem cerdas di mana energi dan input interaktif berperan penting, kita akan melihat manfaat dan fungsi transduser dalam kehidupan sehari-hari yang semakin terlihat.

Baca Juga : 

Penutup

Sebagai penutup, perlu diingat bahwa transducer berperan penting dalam banyak bidang ilmu dan teknologi. Fungsi utamanya adalah merubah satu bentuk energi menjadi bentuk lain yang bisa lebih mudah diinterpretasikan dan dianalisa.

Dengan beragam penggunaan transducer, mulai dari bidang kedokteran hingga industri otomotif, penting bagi kita untuk memahami dan menghargai peran besar yang dimainkan oleh transducer dalam kehidupan sehari-hari kita.

Pengertian transducer mungkin tampak rumit pada awalnya, namun melalui pemahaman yang tepat, kita dapat melihat bagaimana alat ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari teknologi modern.

Dengan menghargai keberadaan dan fungsi transducer, kita dapat lebih memahami dan menghargai bagaimana teknologi berfungsi dan bagaimana kita dapat memanfaatkannya untuk kehidupan yang lebih baik.

Demikianlah artikel finoo.id yang membahas tentang Pengertian Transducer Jenis dan Fungsinya Yang Tepat. Semoga artikel kami dapat bermanfaat dan terimakasih telah membaca artikel kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *