Apa Itu Seni Relief

√ Apa Itu Seni Relief? Sejarah, Tujuan, Jenis, Contoh, Teknik

Posted on

Finoo.id – √ Apa Itu Seni Relief? Sejarah, Tujuan, Jenis, Contoh, Teknik. Pernahkah mendengar dan memahami konsep seni relief? Pastinya sudah familiar dengan istilah ini. Seni relief seringkali menjadi bahasan dalam pembelajaran di sekolah dan termasuk salah satu bentuk seni rupa.

Seni relief dibuat melalui teknik ukiran dan merupakan hasil dari seni rupa tiga dimensi. Mengapa? Karena seni relief memiliki dimensi panjang, lebar, tinggi, dan volume. Meskipun berbentuk tiga dimensi, seni relief tetap diwujudkan pada bidang dua dimensi.

Apa Itu Seni Relief ?

Seni relief adalah suatu karya tiga dimensi yang terbentuk melalui teknik ukiran atau pahatan pada dinding, biasanya sering ditemukan di dalam candi. Relief merupakan karya seni yang menyimpan makna, cerita, atau simbol di balik ukiran tersebut.

Hal yang sangat ditekankan dalam seni relief adalah tema atau cerita yang melkaliansi pembuatannya. Sangat jarang ditemui relief pada bangunan suci, candi, atau istana yang diciptakan tanpa adanya cerita atau kisah yang mengiringinya.

Sejarah Munculnya Seni Relief

Setelah memahami makna seni relief, kita sekarang akan membahas sejarah awal munculnya. Seni relief adalah ukiran yang dipahat pada bangunan atau batu, dan pada masa lampau, sering berbentuk tulisan kuno pada batu.

Seiring berjalannya waktu, relief kemudian diukir pada prasasti sebagai bentuk karya sastra atau epik. Perkembangan ini meluas hingga ke daratan India.

Banyak seni relief terdapat pada bangunan-bangunan kuil kuno yang mengisahkan tentang dewa-dewa dalam Mitologi Hindu Kuno. Mereka juga ditemui di Mesir Kuno di wilayah Afrika Utara dalam bentuk yang sangat artistik. Relief-relief tersebut menceritakan Dewa-Dewa dalam Kepercayaan Mesir Kuno dan sejarah kerajaan.

Fungsi dan Tujuan Seni Relief

Secara umum, seni relief dikenal sebagai bagian dari bangunan-bangunan bersejarah kuno atau candi yang menggambarkan kisah peristiwa sejarah. Namun, ternyata tujuan dan fungsi dari relief tidak hanya sebatas itu. Pembuatan seni relief melibatkan beberapa tujuan, fungsi, dan makna yang mendalam. Beberapa tujuan dan fungsinya meliputi:

  1. Sebagai Kekayaan Budaya Leluhur: Seni relief menjadi warisan budaya leluhur yang mencerminkan identitas dan kekayaan warisan nenek moyang. Melalui relief, generasi penerus dapat mengenali dan meresapi nilai-nilai serta kearifan yang dimiliki oleh masyarakat pada masa lampau.
  2. Membantu Persebaran Ajaran Agama: Relief sering kali digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan ajaran agama. Kisah-kisah keagamaan yang diukir dapat menjadi media edukasi dan penyebaran nilai-nilai spiritual kepada masyarakat. Hal ini memainkan peran penting dalam memperkuat dan melestarikan identitas keagamaan.
  3. Menggambarkan Kisah Kerajaan: Relief seringkali berfungsi sebagai medium untuk menggambarkan kisah-kisah kerajaan, baik dalam bentuk pemerintahan, pertempuran, atau peristiwa-peristiwa penting lainnya. Ini tidak hanya memberikan wawasan sejarah, tetapi juga memperkuat identitas dan kebanggaan terhadap warisan budaya.
  4. Sarana Ilustrasi Peristiwa Masa Lampau: Relief menjadi wadah untuk mengilustrasikan dan menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan menggunakan seni ini, sejarah dapat diabadikan dalam bentuk visual yang dapat dipahami dan diapresiasi oleh generasi berikutnya.
  5. Dekorasi dan Aksen Arsitektur: Selain memiliki makna mendalam, seni relief juga berfungsi sebagai dekorasi atau aksen arsitektur pada dinding bangunan. Baik di ruang pribadi, kantor, atau gedung-gedung lainnya, seni relief dapat memberikan sentuhan estetika dan keindahan visual.
  6. Karya Seni Bernilai Jual: Seni relief juga memiliki nilai ekonomis sebagai karya seni yang dapat diperdagangkan. Kesenian ini menjadi objek koleksi dan investasi bagi para penggemar seni serta pelaku industri seni yang menghargai keunikan dan keindahan dari setiap karya relief.
Baca Juga :   √ Ciri Mainboard TV LED Rusak, Yang Perlu diketahui

Dengan demikian, seni relief tidak hanya mencerminkan keindahan visual, tetapi juga menyimpan makna mendalam serta memenuhi berbagai tujuan dan fungsi yang melibatkan aspek budaya, sejarah, dan estetika.

Jenis-Jenis Seni Relief

Seni relief adalah bentuk seni pahat dan ukir yang dihasilkan pada permukaan batu. Biasanya, relief dapat berupa struktur mandiri atau kombinasi dari beberapa relief yang bersatu membentuk suatu narasi atau cerita. Terdapat beberapa ragam jenis relief, di antaranya:

  1. Relief Tinggi: Jenis ini memiliki ukiran yang lebih kasar, menonjol, dan keluar dari bidang ukirnya hingga mencapai setengah dari kedalaman ukiran. Contoh dari relief tinggi ini dapat ditemui pada relief dewata yang menghiasi Candi Prambanan, di mana detail kasar dan menonjol menciptakan kesan yang dramatis.
  2. Relief Rendah: Jenis kedua ini memiliki ukiran yang sedikit kasar dan menonjol dari permukaan batu. Tonjolan ukirannya bervariasi, namun umumnya kurang dari 50% dari kedalaman ukiran. Contohnya dapat ditemukan pada relief Candi Borobudur, di mana detil ukiran memberikan keindahan artistik tanpa menonjol terlalu jauh dari permukaan batu.
  3. Relief Dangkal: Jenis ketiga memiliki tonjolan ukiran yang lebih dangkal dibandingkan dengan relief rendah. Relief ini umumnya berupa guratan tipis yang menciptakan detail halus tanpa menonjolkan material latar belakangnya secara signifikan.
  4. Relief Tenggelam: Jenis terakhir ini berbeda dari tiga jenis sebelumnya karena latar permukaannya dibiarkan rata, sementara ukiran figur digambarkan tenggelam dengan mencungkil ke dalam permukaan dinding. Gaya ini sering ditemui dalam kesenian Mesir Kuno, di mana relief tenggelam menciptakan efek bayangan yang menarik dan memberikan kesan mendalam pada gambaran figur.

Jenis-jenis relief ini mencerminkan beragam teknik dan gaya artistik yang digunakan oleh seniman untuk menciptakan karya seni yang berbeda-beda. Setiap jenis relief memiliki karakteristiknya sendiri, memberikan nuansa visual yang unik dan memberikan dimensi estetika yang beragam dalam seni rupa tiga dimensi.

Metode Pembuatan Seni Relief

Setelah mengetahui konsep, sejarah, dan beragam jenis relief, saatnya membahas metode atau cara pembuatannya. Teknik pembuatan relief sangat tergantung pada jenis bahan yang akan dibentuk, karena setiap bahan memiliki karakteristik yang berbeda dan membutuhkan pendekatan yang sesuai.

Berbagai jenis bahan dapat digunakan untuk membuat relief, seperti kayu, batu, tanah, plastisin, sabun batang, dan lilin. Berikut adalah beberapa metode dalam pembuatan relief:

  1. Memahat: Metode ini melibatkan proses mengukir relief dengan menggunakan alat pahat. Teknik ini umumnya diterapkan pada bahan-bahan seperti batu, marmer, kayu, dan gading. Seniman menggunakan alat pahat untuk mengukir dan membentuk relief, menghasilkan detail yang halus dan tajam.
  2. Mencetak: Metode ini dilakukan dengan cara menuangkan bahan lunak ke dalam cetakan yang telah disiapkan, membentuk suatu relief. Bahan yang umumnya digunakan dalam metode mencetak ini antara lain lilin, semen, dan logam. Proses ini memungkinkan untuk menciptakan relief dengan detail yang tinggi dan reproduksi yang konsisten.
  3. Membutsir: Metode ini melibatkan pembentukan objek dengan menggunakan pijatan jari atau alat sudip. Membutsir cocok diterapkan pada bahan-bahan seperti plastisin, tanah liat, malam, lilin, dan bubur kertas. Proses ini memungkinkan seniman untuk memberikan tekstur dan bentuk yang lebih organik pada relief, seringkali menciptakan efek yang lebih lembut dan kurva yang alami.
Baca Juga :   √ Apa Itu Kantilever? Penerapan Serta Kelebihan & Kekuranganya

Pemilihan metode pembuatan relief ini tidak hanya bergantung pada bahan, tetapi juga pada keinginan seniman dan hasil akhir yang diinginkan. Setiap metode memberikan ciri khas dan keunikan tersendiri dalam menciptakan karya seni relief, yang pada akhirnya menjadi bagian dari kekayaan seni rupa tiga dimensi.

Contoh Seni Relief

Sebagaimana yang dapat dipahami dari konsep seni relief, karya ini umumnya sering dijumpai pada bangunan-bangunan bersejarah seperti candi, monumen, kuil, dan sejenisnya. Terdapat beberapa contoh relief yang dapat ditemukan di dalam candi, antara lain sebagai berikut:

1. Relief di Candi Borobudur

Candi Borobudur, sebagai salah satu peninggalan agama Buddha yang terkenal, mempersembahkan kisah-kisah lalitavistara, karmawibhangga, awadana, jataka, gandhavyhua, dan berdracari melalui reliefnya. Setiap relief di Candi Borobudur memiliki cerita mendalam yang menggambarkan kehidupan Buddha Gautama dan ajarannya.

Cerita-cerita yang terukir pada relief Candi Borobudur membentuk narasi yang kompleks tentang perjalanan spiritual Buddha. Mulai dari kelahirannya yang luar biasa, pengorbanan, hingga pencapaian pencerahan. Melalui ratusan relief yang terdapat di Candi Borobudur, pengunjung dapat mengikuti perjalanan hidup Buddha dan memahami esensi ajaran Buddha.

Dengan lebih dari 1400 relief, Candi Borobudur menjadi salah satu situs bersejarah yang kaya akan warisan budaya dan spiritualitas. Setiap relief tidak hanya sekadar ukiran artistik, melainkan juga sebuah karya seni yang menyampaikan nilai-nilai dan makna mendalam dalam ajaran Buddha.

2. Relief di Candi Mendut

Candi Mendut, yang juga merupakan peninggalan agama Buddha di Magelang, Jawa Tengah, menyajikan relief jataka yang kaya makna. Peninggalan ini, yang berasal dari abad ke-19 dan memiliki akar sejarah dalam Kerajaan Mataram Kuno, mengangkat kisah-kisah tokoh hewan yang mencerminkan nilai-nilai kebaikan dalam setiap ceritanya.

Salah satu contoh yang menarik dari relief Candi Mendut adalah kisah angsa dan kura-kura. Cerita ini mengajarkan nilai penting tentang ketaatan terhadap aturan untuk menghindari kesulitan di masa depan. Dengan menggambarkan interaksi antara hewan-hewan tersebut, relief ini tidak hanya menjadi estetika visual, tetapi juga sarana untuk menyampaikan pesan moral dan ajaran agama Buddha.

Dengan demikian, Candi Mendut tidak hanya merupakan struktur fisik bersejarah, tetapi juga merupakan medium untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai spiritual dan moral dalam kehidupan sehari-hari. Relief-relief di Candi Mendut menjadi saksi bisu dari warisan budaya yang kaya dan mendalam dari agama Buddha.

Baca Juga :   √ Apa Itu Bungalow? Sejarah dan Ciri-Cirinya Lengkap

3. Relief di Candi Sojiwan

Candi Sojiwan, sebagaimana dua candi sebelumnya, juga merupakan warisan ajaran agama Buddha. Struktur candi ini terlihat mencolok dengan adanya stupa di dalamnya, yang merupakan simbol penting dalam kepercayaan Buddha. Pembangunan Candi Sojiwan dilakukan pada abad ke-9 Masehi.

Relief yang menghiasi Candi Sojiwan juga mengusung tema jataka, menyajikan kisah-kisah moral yang diilustrasikan melalui gambar-gambar binatang. Keunikan dari relief-relief ini tidak hanya terletak pada keindahan artistiknya, tetapi juga pada pesan moral yang terkandung di dalamnya. Kisah-kisah binatang dalam relief menjadi sumber inspirasi dan refleksi bagi manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari, mendorong mereka untuk mencapai kedewasaan dan kebijaksanaan.

4. Relief di Candi Prambanan

Candi Prambanan, sebuah peninggalan agama Hindu yang megah, terletak di Yogyakarta dan berdiri sejak tahun 856 Masehi. Candi yang juga dikenal dengan nama Candi Rara Jonggrang ini menjadi terkenal berkat reliefnya yang mengisahkan Ramayana dan Krishnayana.

Relief Ramayana terdapat di Candi Siwa dan Brahma, menceritakan kisah cinta antara Rama dan Sinta. Kisah epik ini tidak hanya memaparkan kisah percintaan, tetapi juga nilai-nilai kebajikan, kesetiaan, dan perjuangan yang menjadi inspirasi bagi para pengunjung.

Di Candi Wisnu, terdapat relief Krishnayana yang mengisahkan kisah Krisna dan kakaknya Balarama. Relief ini tidak hanya sekadar pahatan artistik, tetapi juga sebuah narasi yang mengajarkan nilai-nilai spiritual dan moral dalam kepercayaan Hindu. Melalui detail-detail dalam relief ini, pengunjung dapat meresapi dan memahami pesan-pesan yang tersembunyi di balik kisah-kisah epik tersebut.

Dengan demikian, relief-relief yang menghiasi Candi Sojiwan dan Candi Prambanan tidak hanya menggambarkan keindahan seni rupa, tetapi juga menjadi jendela bagi para pengunjung untuk menjelajahi dan merenungkan nilai-nilai budaya, spiritualitas, dan moralitas yang terkandung di dalamnya.

BACA JUGA :

Penutup

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seni relief merupakan suatu bentuk seni rupa tiga dimensi yang diukir atau dipahat pada berbagai media, seperti batu, kayu, atau logam.

Ditemukan pada bangunan-bangunan bersejarah seperti candi dan kuil, seni relief tidak hanya sekadar ukiran artistik, tetapi juga menyimpan kisah-kisah sejarah, ajaran agama, dan nilai-nilai moral.

Dari Candi Borobudur hingga Candi Prambanan, setiap relief memancarkan keindahan estetika sekaligus menjadi peninggalan budaya yang memperkaya khazanah seni Indonesia.

Apa itu seni relief? Lebih dari sekadar ukiran, seni ini merupakan jendela ke dalam sejarah, spiritualitas, dan kebijaksanaan yang telah membentuk dan menghiasi perjalanan manusia selama berabad-abad.

Demikianlah artikel finoo.id yang membahas tentang √ Apa Itu Seni Relief? Sejarah, Tujuan, Jenis, Contoh, Teknik. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan terimakasih telah membaca artikel ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *