Apa itu Arsitektur Metafora

√ Apa itu Arsitektur Metafora? Prinsip Serta Contohnya

Posted on

Finoo.id – √ Apa itu Arsitektur Metafora? Prinsip Serta Contohnya. Arsitektur Metafora adalah hasil dari penyatuan makna puitis metafora dalam bahasa desain arsitektur yang menghasilkan bentuk-bentuk bangunan yang membawa makna metafora. Banyak karya arsitektur terinspirasi oleh objek atau konsep, baik itu benda nyata maupun abstrak, yang kemudian diwujudkan dalam bentuk metafora.

Metafora sendiri adalah sebuah majas yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui perumpamaan dan perbandingan. Kata “metafora” berasal dari bahasa Latin “Methapherein”, yang terdiri dari dua kata, yaitu “metha” yang berarti setelah atau melewati, dan “pherein” yang berarti membawa.

Artikel ini akan menjelaskan pengertian Arsitektur Metafora, pkalianngan para ahli tentangnya, prinsip dan karakteristiknya, jenis-jenis metafora yang digunakan, serta tokoh dan contoh karya Arsitektur Metafora.

Apa itu Arsitektur Metafora?

Arsitektur metafora merujuk pada bangunan-bangunan dengan desain yang sangat khas. Uniknya elemen-elemen dalam bangunan tersebut sering kali terkait dengan pesan yang ingin disampaikan oleh arsiteknya.

Meskipun istilah “metafora” biasanya lebih sering digunakan dalam konteks ilmu budaya seperti linguistik dan sastra, namun arsitektur, sebagai salah satu produk budaya, ternyata juga mampu menjadi medium untuk menyampaikan pesan, terutama dalam bentuk metafora.

Metafora, menurut KBBI, adalah penggunaan kata atau kelompok kata dalam arti yang bukan sebenarnya, melainkan sebagai gambaran berdasarkan persamaan atau perbandingan.

Penerapan ide-ide untuk memasukkan unsur metafora ke dalam bidang konstruksi telah memperluas cakupan ilmu arsitektur.

Sebagian pihak berpendapat bahwa dalam bangunan metafora, yang lebih penting adalah konsep atau gagasan yang ingin disampaikan, bukan hanya bentuk fisik bangunannya.

Gaya arsitektur metafora mulai berkembang di Eropa pada pertengahan abad ke-20. Beberapa ahli mengaitkan munculnya bangunan metafora dengan perkembangan pemikiran postmodernisme.

Namun, ada juga yang berpendapat bahwa bangunan metafora muncul dari aliran arsitektur ekspresionis yang telah ada sebelumnya.

Ciri-ciri Arsitektur Metafora

Setelah memahami pengertian Arsitektur Metafora, kita melanjutkan dengan pembahasan mengenai ciri-ciri yang dimilikinya. Berikut adalah daftar ciri-ciri Arsitektur Metafora:

  1. Medium Pemindahan Informasi, Pesan, atau Gagasan: Bangunan metafora digunakan sebagai medium untuk mentransfer informasi, pesan, atau gagasan. Mereka tidak hanya sekadar struktur fisik, tetapi juga membawa makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh arsitek atau perancangnya.
  2. Prinsip Metafora sebagai Dasar Penyampaian: Penyampaian informasi, pesan, atau gagasan dalam Arsitektur Metafora didasarkan pada prinsip-prinsip metafora. Hal ini memungkinkan pesan untuk disampaikan secara tidak langsung atau samar, sehingga menciptakan interpretasi yang mendalam dan beragam. Sebagai contoh, untuk menyampaikan pesan tentang ‘keindahan semesta’, seorang kreator dapat merancang bangunan dengan menggunakan kaca yang permukaannya dapat berubah menjadi ‘warna-warni cantik’ saat disinari oleh lampu.
  3. Penggunaan Elemen-Elemen yang Beragam: Metafora dalam arsitektur tidak terbatas pada penggunaan bahasa saja. Mereka juga melibatkan penggunaan elemen-elemen lain yang dapat diterima oleh indera manusia. Bentuk, tekstur, suara, dan warna adalah beberapa contohnya. Misalnya, sebuah bangunan yang dirancang untuk mewakili “kekuatan alam” mungkin memiliki bentuk yang mengingatkan pada gunung atau ombak laut, serta menggunakan material dengan tekstur yang kasar untuk mengekspresikan kekuatan.

Ciri-ciri ini menunjukkan bahwa Arsitektur Metafora tidak hanya tentang keindahan visual, tetapi juga tentang pemahaman mendalam terhadap pesan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk mengkomunikasikannya melalui elemen-elemen bangunan yang dipilih dengan cermat.

Baca Juga :   Teknik Yang Digunakan Untuk Membuat Maket & Tahapan Pembuatanya

Prinsip Arsitektur Metafora

Teori arsitektur metafora menitikberatkan pada prinsip-prinsip yang menjadi dasarnya. Itulah yang membuat konsep desain ini tampak begitu unik ketika diterapkan.

Tidak hanya sekadar unik, tetapi desain metafora juga membawa makna di dalamnya. Hal ini membuatnya menjadi lebih dari sekadar struktur fisik; ia menjadi sebuah narasi visual yang kaya akan makna.

Salah satu karakteristik utama dari konsep ini adalah penggunaan perbandingan, yang membuat bangunan tersebut menyerupai atau mengingatkan pada objek lain. Karakteristik ini kemudian diterjemahkan ke dalam elemen visual yang menjadi prinsip dari gaya arsitektur ini.

Berikut adalah uraian mengenai prinsip-prinsip dari arsitektur metafora:

  1. Mengubah Fokus Penerapan Bangunan: Prinsip ini bertujuan untuk mengalihkan perhatian pengamat dari objek bangunan itu sendiri ke hal lainnya. Diharapkan bahwa melalui perbandingan ini, orang dapat memperluas pemahaman mereka terhadap subjek yang dibahas. Ini memungkinkan kreator untuk menjelaskan suatu konsep atau gagasan dengan cara yang lebih luas dan kreatif.
  2. Menyampaikan Maksud dari Suatu Subjek ke Subjek Lain: Gaya arsitektur ini menerapkan prinsip yang memungkinkan maksud atau makna dari suatu subjek dapat disampaikan dengan menggunakan subjek lain sebagai metafora. Dengan demikian, pembuat desain dapat mengomunikasikan pesan atau konsep tertentu dengan cara yang tidak langsung namun kuat.
  3. Melihat Subjek Seakan-akan Sesuatu yang Lain: Prinsip ini mengajak untuk melihat suatu subjek dari perspektif yang berbeda, sehingga menghasilkan interpretasi yang kreatif dan unik. Ini memungkinkan pencipta untuk mengeksplorasi berbagai makna dari suatu objek atau konsep.
  4. Memiliki Pesan yang Terkandung di Dalamnya: Arsitektur metafora harus memiliki pesan yang terkandung di dalamnya, yang ingin disampaikan kepada pengamat. Pesan ini dapat berupa konsep, gagasan, atau makna yang ingin diungkapkan oleh pencipta.
  5. Bermanfaat sebagai Sarana Pemindahan Informasi, Gagasan, atau Pesan: Bangunan metafora berfungsi sebagai sarana untuk mentransfer informasi, gagasan, atau pesan kepada pengamat. Mereka menjadi medium yang kuat untuk menyampaikan makna secara visual.
  6. Penerapan Makna Metafora melalui Elemen yang Dapat Diterima oleh Indra Manusia: Pesan dalam arsitektur metafora disampaikan melalui penggunaan elemen-elemen seperti tekstur, bentuk, warna, dan lainnya, yang dapat dipahami dan diterima oleh indera manusia. Misalnya, pemilihan palet warna yang cerah untuk menyampaikan pesan tentang keindahan semesta.

Prinsip-prinsip ini menciptakan dasar yang kokoh bagi konsep arsitektur metafora, memungkinkan para pencipta untuk menghasilkan karya yang tidak hanya unik secara visual, tetapi juga kaya akan makna dan pesan.

Jenis-jenis Metafora dalam Arsitektur

Berdasarkan cara perbandingan dan objek yang dijadikan perumpamaan, konsep metafora dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu Metafora Abstrak (Intangible Metaphor), Metafora Konkrit (Tangible Metaphors), dan Metafora Kombinasi (Combined Metaphors). Berikut adalah penjelasan untuk setiap jenis metafora tersebut:

1. Intangible Metaphor (metafora abstrak)

Intangible Metaphor (metafora abstrak) adalah jenis metafora yang berasal dari konsep-konsep abstrak dan tidak berwujud secara fisik. Objek yang digunakan sebagai perumpamaan dalam Intangible Metaphor seringkali melibatkan hal-hal yang bersifat pikiran, ide, atau nilai-nilai yang tidak dapat dilihat secara langsung. Contohnya mencakup konsep, ide-ide filosofis, hakikat manusia, gagasan individualisme, alam, dan komunikasi, serta nilai-nilai tradisional, budaya, dan religius.

Dalam Intangible Metaphor, objek yang abstrak tersebut digunakan untuk menggambarkan atau menyampaikan makna yang lebih mendalam atau kompleks. Misalnya, menggunakan konsep alam untuk melambangkan keindahan batiniah, atau memanfaatkan nilai-nilai religius untuk mewakili kedalaman spiritualitas manusia. Dengan cara ini, Intangible Metaphor memungkinkan untuk mengungkapkan makna yang kompleks dan dalam melalui pemilihan objek yang tidak berwujud secara langsung.

Baca Juga :   Apa Itu Landmark? Fungsi, Vista dan Focal Point Yang Tepat

2. Tangible Metaphors (metafora konkrit)

Tangible Metaphors (metafora konkrit) merupakan jenis metafora yang menggunakan objek atau benda nyata sebagai dasar perumpamaan. Metafora ini berangkat dari bentuk visual, spesifikasi, atau karakteristik khusus dari suatu objek konkret yang dapat dilihat atau disentuh secara langsung. Objek yang digunakan sebagai referensi dalam Tangible Metaphors sering kali adalah benda yang memiliki makna atau nilai khusus bagi suatu kelompok masyarakat atau dalam konteks tertentu.

Sebagai contoh, dalam Tangible Metaphors, sebuah rumah dapat dijadikan perumpamaan dengan bentuk buah labu. Dalam hal ini, rumah tersebut kemudian dirancang atau dibangun sedemikian rupa sehingga mirip dengan buah labu dalam bentuknya. Konsep ini mengaitkan karakteristik visual atau spesifik dari buah labu dengan struktur atau desain rumah. Dengan demikian, Tangible Metaphors memungkinkan untuk menggunakan objek nyata sebagai sarana untuk menyampaikan makna atau pesan tertentu melalui keterkaitannya dengan objek konkret tersebut.

3. Combined Metaphors (metafora kombinasi)

Combined Metaphors (metafora kombinasi) adalah jenis metafora yang menggabungkan elemen-elemen dari metafora abstrak dan metafora konkrit. Dalam Combined Metaphors, objek visual dibandingkan dengan benda lain yang memiliki nilai atau makna konsep yang serupa, sambil mempertahankan karakteristik atau atribut dari objek aslinya. Metafora ini memungkinkan untuk menyatukan unsur-unsur abstrak dan konkret dalam satu konsep atau gagasan.

Dalam proses ini, objek atau benda yang digunakan sebagai acuan biasanya memiliki hubungan atau persamaan nilai konsep dengan objek yang ingin disampaikan. Sebagai contoh, sebuah bangunan dapat diilustrasikan dengan metafora kombinasi, misalnya dengan menggabungkan elemen-elemen bentuk dari pohon dengan konsep kehidupan. Dalam hal ini, bentuk visual pohon yang berakar kuat dan tumbuh dengan subur dapat diaplikasikan pada desain bangunan untuk menyampaikan gagasan tentang kekuatan, pertumbuhan, dan kedalaman kehidupan.

Metafora kombinasi menciptakan ruang bagi kreativitas dalam perancangan, karena memungkinkan untuk menggabungkan elemen-elemen yang berbeda namun memiliki kesamaan makna atau nilai konsep. Dengan menggabungkan unsur-unsur abstrak dan konkret, Combined Metaphors memperluas kemungkinan dalam menyampaikan pesan atau gagasan secara visual dan kreatif.

Contoh Bangunan Arsitektur Metafora

Arsitektur metafora telah menjadi pilihan utama dalam membangun beragam properti di seluruh dunia. Beberapa di antaranya bahkan telah menjadi ikonik karena keunikannya yang mencolok. Berikut adalah beberapa contoh bangunan yang menerapkan arsitektur metafora.

1. Piano Violin Building (China)

Salah satu contoh bangunan yang menerapkan arsitektur metafora adalah Gedung Piano Violin di China. Gedung ini dirancang dengan memperhatikan prinsip-prinsip metafora sehingga memiliki bentuk yang menyerupai alat musik, yakni piano dan biola.

Gedung ini berfungsi sebagai showroom, tempat di mana produk-produk dipamerkan kepada pengunjung. Ketika melihatnya, mungkin kalian tidak akan langsung menyadari bahwa gedung tersebut sebenarnya adalah sebuah showroom. Hal ini disebabkan oleh desain yang unik dan mencolok, yang menunjukkan kemampuan arsitek untuk menggabungkan elemen-elemen dari alat musik dengan struktur bangunan.

Piano Violin Building merupakan salah satu contoh yang menarik bagaimana arsitektur metafora dapat digunakan untuk menciptakan bangunan yang tidak hanya fungsional, tetapi juga menarik dan ikonik.

2. Museum Tsunami (Indonesia)

Museum Tsunami di Indonesia, yang dirancang oleh Ridwan Kamil, mengusung konsep arsitektur metafora yang sangat bermakna. Bangunan ini diibaratkan sebagai sebuah rumah panggung, yang tidak hanya menjadi tempat bersejarah untuk memperingati peristiwa tragis tsunami yang melkalian Aceh pada masa lalu, tetapi juga memiliki fungsi praktis sebagai tempat perlindungan bagi masyarakat dalam menghadapi bencana serupa di masa depan.

Perancangannya yang mengadopsi bentuk rumah panggung secara simbolis mengingatkan pada kearifan lokal dalam membangun rumah tradisional di daerah pesisir. Dengan demikian, Museum Tsunami tidak hanya menjadi tempat untuk menghormati dan mengenang para korban tsunami, tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang keberanian dan ketahanan masyarakat Aceh dalam menghadapi bencana alam.

Baca Juga :   Rekomendasi Konsultasi Arsitek Untuk Rumah Minimalis

Sebagai sebuah museum, bangunan ini juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan edukasi bagi masyarakat, menyampaikan informasi tentang sejarah dan dampak tsunami serta pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Dengan demikian, Museum Tsunami tidak hanya menjadi monumen peringatan, tetapi juga menjadi simbol harapan dan kekuatan bagi masyarakat Aceh dan seluruh dunia.

3. Basket Building (Amerika Serikat)

Gedung dengan bentuk unik keranjang ini merupakan milik Longaberger Basket Company, sebuah perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat dan bergerak dalam industri keranjang. Konsep desain bangunan ini disesuaikan dengan bidang yang ditekuni oleh perusahaan tersebut, menciptakan hubungan yang erat antara bentuk fisik bangunan dan produk utamanya, yaitu keranjang.

Keunikan bentuknya membuat gedung ini menjadi ikonik. Ketika melihatnya, pengamat dapat dengan mudah mengidentifikasi bahwa bangunan tersebut adalah milik sebuah perusahaan yang bergerak dalam produksi keranjang. Desain yang mencerminkan keranjang secara visual membawa kesan yang kuat dan mengingatkan orang pada produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

Selain menjadi tempat kerja dan kantor pusat perusahaan, Basket Building juga menjadi daya tarik turis dan objek foto yang populer di daerah sekitarnya. Bangunan ini tidak hanya menjadi representasi fisik dari Longaberger Basket Company, tetapi juga menjadi simbol dari kreativitas dan inovasi dalam arsitektur.

4. Toilet Shaped House (Korea Selatan)

Di Korea Selatan, terdapat sebuah bangunan yang memiliki bentuk yang sangat unik, yakni mirip sebuah toilet jika dilihat dari sudut pkalianng atasnya. Bangunan ini terkenal sebagai Toilet Shaped House atau Rumah Toilet. Desain yang mencolok ini membuat bangunan tersebut menjadi sebuah ikon lokal dan objek menarik bagi para pengunjung.

Rumah Toilet ini sebenarnya merupakan sebuah museum yang terdiri dari dua lantai. Di dalam museum ini, para pengunjung dapat melihat berbagai macam jenis toilet dari seluruh dunia. Tidak hanya sebagai tempat hiburan, museum ini juga bertujuan untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya kebersihan toilet untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Keunikan bentuk bangunan ini tidak hanya menjadi daya tarik visual, tetapi juga menjadi sarana untuk menyampaikan pesan edukatif kepada masyarakat. Dengan demikian, Rumah Toilet tidak hanya menjadi objek menarik untuk dikunjungi, tetapi juga menjadi tempat yang memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya sanitasi dan kebersihan.

BACA JUGA :

Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, Arsitektur Metafora adalah lebih dari sekadar gaya arsitektur yang unik dan mencolok. Ini adalah sebuah konsep kreatif yang menggabungkan elemen-elemen fisik dengan makna dan pesan yang mendalam.

Dengan menggunakan metafora, arsitek dapat menghasilkan bangunan yang tidak hanya estetis, tetapi juga bermakna, menyampaikan pesan-pesan kompleks dan abstrak melalui bentuk dan desain.

Dengan demikian, Arsitektur Metafora tidak hanya memperkaya dunia arsitektur, tetapi juga memperluas pemahaman kita tentang bagaimana bangunan dapat menjadi medium untuk menyampaikan gagasan, nilai, dan pengalaman manusia.

Demikianlah artikel finoo.id yang membahas tentang √ Apa itu Arsitektur Metafora? Prinsip Serta Contohnya. Semoga artikel kami dapat bermanfaat dan terimakasih telah membaca artikel ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *